Beberapa Kebiasaan Makan yang Bisa Menyebarkan Bakteri ke Dalam Tubuh

Jakarta - Siapa di antara kamu masih suka memiliki kebiasaan makan yang jorok? Dikelilingi dengan kuman dan bakteri saat makan sepertinya bukan pilihan yang baik.

Namun, sayangnya banyak orang yang masih tidak menyadari bahkan mengabaikan kebiasaan makan yang tidak baik tersebut, atau ya, jorok.

Misalnya, tidak mencuci tangan sebelum makan atau bersendawa sembarangan. Sebaiknya kamu mulai mengurangi kebiasaan makan buruk tersebut, karena memiliki kebiasaan seperti ini juga tidak baik untuk diri sendiri dan orang lain.

Mengutip Najica, terdapat beberapa hal termasuk yang menjadi kebiasaan menyantap makanan dengan cara yang jorok.

Seperti Paul Dawson, seorang ilmuwan makanan dan profesor di Clemson University, yang telah menjalankan misinya selama 30 tahun untuk memahami bagaimana kebiasaan makan kita dapat meningkatkan penyebaran bakteri.

Berikut beberapa kebiasaan makan yang jorok menurut Dawson:


Mencelupkan makanan berulang-ulang


Untuk membuktikan kepada orang yang tidak percaya bahwa mencelupkan makanan dua kali menyebabkan munculnya bakteri, Dawson melakukan sebuah eksperimen.

Tidak ada bakteri mulut yang ditemukan pada saus ketika keripik dicelupkan hanya sekali.

Tapi ketika double-dipping dilakukan, ada populasi bakteri yang jauh lebih tinggi dalam saus tersebut.

Contohnya, sasus salsa yang telah dicelupkan dua kali memiliki bakteri lima kali lebih banyak daripada cokelat dan keju.

Sirup cokelat kental dan saus keju lebih cenderung menempel pada keripik, hal ini menghasilkan lebih sedikit bakteri yang muncul atau tertinggal dalam sisa saus.

Kebiasaan 'belum lima menit'


Dawson melakukan eksperimen, yaitu menyebarkan bakteri Salmonella pada ubin, karpet dan kayu.

Setelah lima menit, mereka meletakkan bologna atau roti dan meninggalkannya di sana selama lima, 30 atau 60 detik.

Mereka melakukan hal yang sama setelah bakteri berada di permukaan selama dua, empat, 8, dan 24 jam.

"Sungguh, itu tergantung pada apa yang ada di permukaan. Kemungkinannya adalah, ya mungkin tidak ada apa-apa di sana. Tapi selalu ada kemungkinan sesuatu bisa terjadi," ungkap Dawson.

Donald Schaffner seorang mikrobiologis dari Rutgers University juga mengatakan bahwa aturan lima detik juga tidak benar, karena tidak ada jumlah waktu yang aman (untuk makanan yang terjatuh ke lantai).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsumsi Vitamin D Dapat Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Usiak Lakukan Vaksin Covid-19 Menurut Para Ahli